Hacker
yang dalam bahasa indonesianya disebut peretas adalah orang yang mempelajari,
menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi,
atau bahkan mengeksploitasi sistem yang
teradapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras
komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya, terutama
keamanan [Wikipedia, 2009].
Dari masa
ke masa defenisi “hacker” telah berkembang, namun pada masa ini dapat
didefinisikan sebagai “Orang-orang yang gemar mempelajari seluk beluk sistem komputer.
Dan bereksperimen dengannya.” Eric Raymond, penyusun :The New Hacker’s Dictionary
(MIT Press, 1994), menuliskan ciri-ciri hacker sebagai berikut:
- Gemar mempelajari detail sistem komputer atau
bahasa pemrograman.
- Gemar melakukan praktek pemrograman dari pada
hanya menteorikannya.
- Menghargai hasil hacking orang lain.
- Mempelajari pemrograman dengan cepat
- Mahir dalam sistem operasi/bahas pemrograman
tertentu (UNIX)
Hacker
sejati bukanlah kelompok kriminal perusak jaringan seperti anggapan orang
banyak, namun harus diakui bahwa dari waktu ke waktu terdapat cukup banyak
hacker yang menyalah gunakan kemampuan dan pengetahuan mereka untuk hal-hal
yang destruktif dan negatif, melakukan berbagai kejahatan atau berbuat usil
dengan mengacaukan dan merusak file orang [Artha, 2011].
Hacker adalah
sekumpulan atau beberapa kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan sharing dan informasi bebas tanpa batas. Hacker adalah
seseoprang yang tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu sistem,
komputer atau jaringan komputer. Mereka terdiri dari para programmer yang ahli
jaringan. Mereka jugalah yang berjasa membangun internet lewat pengembangan
system operasi UNIX [Syrozone, 2009].
Hacking
adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah
orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca
program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. Hacker
memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng [Poskota,2009].
Hacker
memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan
istilah hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa hackerlah yang
mengakibatkan kerugian pihak tertantu seperti mengubah tampilan suatu situs web
(defacing), menyisipkan kode-kode virus dsb. Padahal, mereka adalah cracker.
Crackerlah menggunakan celah-celah kemanan yang belum diperbaiki oleh pembuat
perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini
biasanya para hacker dipahami dibagi menjadi 2 golongan White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering
disebut dengan istilah Black Hat Hackers.
White hat hackers adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa inggris yang mengacu kepada peretas yang
secara etis menunjukkan suatu kelemahan dalam sebuah sistem komputer. White hat secara umum lebih memfokuskan
aksinya kepada bagaimana melindungi sebuah sistem, dimana bertentangan dengan black
hat yang lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana menerobos sistem tersebut.
Black hat hacker adalah
isitilah teknologi informasi dalam bahasa inggris yang mengacu kepada peretas
yaitu mereka yang menerobos keamanan sistem komputer
tanpa ijin, umumnya dengan maksud untuk mengakses komputer-komputer yang terkoneksi
ke jaringan tersebut. Istilah cracker diajukan oleh Richard Stallman untuk mengacu kepada peretas dalam arti ini.
Posting Komentar